Tembang Pocung memiliki makna yang sangat dalam, terkait dengan kehidupan bermasyarakat, penghargaan terhadap alam dan lingkungan, persaudaraan, dan kebhinekaan. Lirik dalam Tembang Pocung seringkali mengandung pesan moral dan nilai-nilai kearifan lokal yang sangat kental dengan budaya Jawa. Tembang Macapat: Pengertian, Jenis-jenis, dan Contohnya. Dalam pagelaran wayang kulit kita sering mendengarkan tembang yang memiliki lirik bahasa Jawa. Salah satu tembang yang memiliki banyak tema adalah tembang macapat. Tembang ini umumnya terdapat dalam karya-karya sastra klasik Jawa dari masa Mataram Baru. Paugera pupuh Pucung kaya dene tembang macapat liyane, yaiku ana telu. Guru lagu yaiku tibaning swara ing pungkasaning gatra. Guru wilangan yaiku cacahe wanda (suku kata) saben gatra. Guru gatra yaiku cacahe larik saben sapada (sabait) Paugerane tembang Pucung kaya mangkene. Guru Wilangan : 12, 6, 8, 12. Guru Lagu : u, a, i, a. Pocung adalah ibarat tahapan yang terakhir di dalam hidup manusia. Tembang Pocung umumnya menceritakan tentang hal-hal jenaka, menghibur, tapi tetap berisi nasihat yang bijak menyelaraskan antara kehidupan dunia dan akhirat dan tentunya antara manusia dan Tuhan. Itulah penjelasan tentang tembang Macapat Jawa lengkap beserta maknanya. Ciri Ciri tembang pocung. 1. Memiliki Guru Gatra (larik/baris) : 4 Larik atau baris setiap satu bait. Artinya : Tembang ini mempunyai 4 baris atau larik setiap satu baitnya. 2. Memiliki Guru Lagu (huruf/vocal) : u, a, i, a. Artinya : Baris pertama berakhir dengan kata, huruf atau vocal u, baris kedua huruf a, dan seterusnya.

Pengertian guru wilangan adalah jumlah suku kata setiap baris tembang. Jumlah suku kata baik dalam bahasa Jawa maupun Bahasa Indonesia sama sama merujuk pada banyaknya ejaan kata. Misalnya kata "macapat" memiliki jumlah suku kata tiga (ma-ca-pat). Guru wilangan macapat sinom yaitu 8, 8, 8, 8, 7, 8, 7, 8, 12.

. 111 378 255 20 178 474 324 384

arti tembang pocung dalam bahasa jawa